Raden Patah, sosok sentral pendiri Masjid Demak |
Masjid Demak mewakili karya agung manusia pada zamannya. Pengertian karya agung tidak selalu berpatokan pada ukuran besar, mewah dan megahnya suatu karya tapi dinilai dari keistimewaan gagasan pemikiran suatu karya.
Masjid Agung Demak merupakan masjid pelopor ditanah Jawa.Pembangunan Masjid Agung Demak berarti ancaman bagi kerajaan-kerajaan Hindu di tanah Jawa. Sebelum datangnya pengaruh Islam, kawasan Demak berada pada pengaruh kerajaan-keraajaan Hindu seperti Majapahit.Raden Patah sebagai pemimpin cikal bakal kerajaan Demak, bersama para Wali Sanga dengan beraninya membangun masjid di kawasan kekuasaan Majapahit.
Pada masa itu, Demak merupakan bagian kadipaten dari pemerintahan Majapahit dengan rajanya Brawijaya V yang tidak lain adalah ayah Raden Patah dari seorang selir berdarah Cina. Pada mulanya Raden Patah tidak diakui sebagai anak dari raja Brawijaya. Namun, semenjak pergolakan Raden Patah dalam pengembangan Islam di pesisiran yang mulai dianggap berbahaya karena berkemungkinan melakukan pemberontakan, maka akhirnya raja Brawijaya V mengakuinya sebagai anak kemudian mengangkatnya menjadi Adipati Demak.
Usaha Brawijaya justru membuat pengaruh Raden Patah bersama para Wali Sanga menjadi semakin besar, hingga akhirnya menjadi titik balik keruntuhan kerajaan Hindu. Raden Patah malah membangun kesultanan Islam Demak yang pada akhirnya melakukan penyerangan terhadap kerajaan Majapahit.
Keruntuhan Majapahit mendorong terjadinya perluasan wilayah kekuasaan Islam. Semenjak keberhasilan dalam penyerangan ke Majapahit berturut-turut kerajaan Islam Demak melakukan penetrasi keseluruh wilayah pesisir sehingga terbentuk kesultananan Islam baru di wilayah Cirebon dan Banten. Demak juga meneruskan penyerangan ke kerajaan Hindu Tarumenegara. Oleh karena itu masjid demak merupakan bangunan suci umat islam pertama di tanah Jawa. Unsur daya kreatifnya adalah kemampuan emosi tokoh pendiri dalam hal ini Raden Patah bersama wali sanga, yang berani menjadi pelopor kebudayaan baru ditengah kebudayaan sebelumnya Hindu-Budha yang masih kuat.
Masjid Agung Demak disebut sebagai sebuah karya agung bukan hanya dari sisi sejarah, tapi juga dapat denial dari segi arsitektur, teknik rancang bangun dan ketradisian. Masjid Agung Demak dari sisi arsitektural juga menunjukan sebuah karya yang luar biasa yang ditunjukan dari bentuk atap tumpang tiganya, mustaka, ukiran, dan beberapa ornamen-ornamen yang menggambarkan unsur sinkretisme.
Sementara itu, dari segi rancang bangun, masjid agung demak merupakan sebuah mahakarya pada zamannya karena dibangun dengan material kayu dan bata. Material kayu merupakan teknik bangun yang baru pada masa itu.Sistem persambungan antar rangka bangunan sedemikian rupa tanpa adanya paku
Dari berbagai keunikan tersebut, Masjid Agung Demak menjadi sebuah karya agung manusia. Oleh karena itu pembangunannyapun memakan waktu yang cukup lama. Dalam membangun, para pendiripun harus benar-benar menghabiskan pikirannya untuk pembangunan masjid tersebut. Ini dibuktikan dari Sunan Kalijaga yang mencari cara membangun salah satu soko dengan ide menyatukan serutan-serutan kecil yang kmudian dipadatkan dan diikat. Ini menunjukan pembangunan Masjid Agung Demak tidak main-main, dan benar-benar menguras seluruh pikiran para pendirinya.