Social Icons

Pages

Rabu, 24 Oktober 2012

Sejarah Warteg

Warteg Sinta, di bilangan kukusan, Depok
Saat ini rumah makan siap saji asal negeri orang bertebaran di wilayah perkotaan. Namun rumah makan asli Indonesia pun masih bertahan seiring dengan makin ketatnya bisnis rumah makan seperti Rumah Makan Padang dan juga Warung Tegal atau yang biasa dikenal dengan nama Warteg.

Kali ini Madubranta akan membahas tentang sejarah dari Warteg. Siapa yang tak kenal warteg? Tempat makan yang biasanya berbentuk bangunan bilik kecil berwarna biru dan bisa ditemukan dibanyak tempat. Pegawai kantoran bahkan mahasiswa pun tidak asing lagi dengan tempat makan yang menyediakan makanan dengan harga yang sangat cocok untuk saku mereka.

Ada beberapa versi tentang sejarah warteg. Pertama, beberapa kalangan percaya jika warteg muncul pada tahun 1950-an hingga 1960-an. Berawal dari pesatnya pembangunan di ibukota sehingga keberadaan tukang atau kuli bangunan semakin banyak. Peluang emas tersebut pun terbaca oleh warga Tegal, kelompok warga Tegal mulai menyediakan layanan kuliner dengan harga terjangkau bagi para kuli. Hal ini juga yang membuat Warteg sering ditemui didekat lokasi proyek pembangunan sampai saat ini.

Lalu ada versi kedua yang menyebutkan bahwa warteg bermula pada zaman Sultan Agung dan VOC. Pada saat itu Tegal menjadi wilayah perbatasan antara Mataram, Cirebon dan Batavia. Sultan Agung dua kali menyerang Batavia secara besar-besaran, berturut-turut tahun 1628 dan 1629. Untuk kepentingan penyerangan ini, Sultan Agung memerintahkan pembukaan lahan sawah di wilayah Indramayu, Karawang dan sekitarnya, untuk menjamin ketersediaan logistik pasukan yang akan bertempur. Bupati Tegal kala itu, Tumenggung Martoloyo ditunjuk sebagai senapati panglima perang, sekaligus menyiapkan pasokan makanan peperangan, termasuk penyediaan logistik.

Menurut buku yang ditulis oleh penulis asal Tegal, Suriali Andi Kustomo dalam bukunya Tegal, Kota yang Tak Pernah Tidur (2004), kuat dugaan Martoloyo mengerahkan warga Tegal juga menjadi petani yang menyiapkan lahan di Indramayu, hingga menjadi juru masak pasukan di Batavia.


Begitulah sejarah dari Warteg. Sedangkan untuk makanan yang disajikan Di warteg biasanya tidak ada yang spesifikan yang pasti ada disetiap warteg. Bila pada RM Padang hampir pasti selalu ada rendang, daun singkong rebus dan sambal balado, pada warteg tak ada menu khusus yang menjadi ciri utamanya.

Sabtu, 06 Oktober 2012

Pengumuman Anggota Baru Madubranta

Selamat kepada nama-nama dibawah ini karena telah diterima sebagai anggota baru Madubranta setelah penyeleksian. Bagi Saudara yang namanya tercantum dibawah ini, harap hadir pada hari Kamis, 11 Oktober 2012 Pukul 16.00-17.00. Jika ada perubahan jadwal akan diberitahukan lebih lanjut atau hubungi 08979680282

WARTAWAN
Luthfiya Rizky Riyanti
Ayu Ulfa Dewi
Lana Puspitasari

FOTOGRAFER
Tiara Annisa Zephania

SIRKULASI
Ayuna Langit Aprisyani Putri Pamungkas
Novarina
Winda Tiswati
Melinda
Nunik
Hanief Syafi A.

PERIKLANAN
Faiz M. Rasyid

KEUANGAN
Tri Nuryani