Social Icons

Pages

Jumat, 15 Februari 2013

Karawitan, Tetap Eksis Walau Ditempa Zaman

Gamelan Justru Eksis di Luar Negeri

Gamelan Jawa merupakan seperangkat instrumen sebagai pernyataan musikal yang sering disebut dengan istilah karawitan. Karawitan berasal dari bahasa jawa rawit berarti rumit atau berbelit – belit, tetapi rawit juga bararti halus, cantik, berliku-liku dan enak di dengar. memainkan karawitan itu tidak hanya sekedar menghasilkan bunyi-bunyian tetapi juga harus dihayati secara mendalam melalui gendhing (lagu-lagu) yang dibawakan dalam seni karawitan. Hal itu dikarenakan gendhing-gendhing tersebut berpengaruh pada sikap kehidupan manusia, misalnya ada nama gendhing yang merujuk pada keselamatan dan permintaan. Semua gendhing yg diciptakan itu juga berkaitan dengan segala kehidupan yang ada di dunia ini.

Jauh sebelum pengaruh Hindu datang ke nusantara, karawitan sudah dikenal oleh masyarakat Jawa. Dalam relief candi Borobudur juga terdapat relief yang mengindikasikan bahwa masyarakat Jawa telah mengenal alat musik tersebut.

Mayoritas alat musik dalam karawitan dimainkan dengan cara dipukul. Beberapa alat musik dalam Gamelan yang tidak dibunyikan dengan cara dipukul adalah Suling, Rebab dan Celempung. Suling dibunyikan dengan cara ditiup sedangkan Rebab dan celempung dibunyikan dengan cara di petik. Gamelan terdiri dari banyak alat musik, seperti, Kempul, Gong, Siyem, Bonang, Suling, Kempyang, kethuk, Kenong, Sarong, Slenthem, Celempung, Kendhang, Rebab, Gender, Gambang. Ada dua sistem permainan untuk Gamelan yaitu Slendro dan Pelog.

Dalam kepercayaan tradisonal, Gamelan dianggap suci dan dipercaya memiliki kekuatan supranatural. Setiap instrument yang menjadi bagian Gamelan dipercaya memiliki roh, maka seriap musisi harus bermain gamelan tanpa alas kaki karena akan mengganggu roh. Melangkahi alat musik Gamelan adalah hal yang sangat dilarang. Dalam kepercayaan Jawa, Gong Ageng dipercaya sebagai pusat roh dalam Gamelan tersebut.

Saat ini masyarakat Indonesia khususnya di pulau Jawa sangat gencar melestarikan kesenian tradisional ini dengan cara memperkenalkan karawitan kepada generasi muda. Sudah banyak sekolah dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi yang memiliki pelajaran atau mata kuliah karawitan ini. Entah itu karawitan Sunda, Jawa atau pun Bali. Sehingga hingga saat ini seni karawitan masih bisa eksis walaupun ditempa oleh zaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar