Social Icons

Pages

Selasa, 26 Februari 2013

Yang Ilmiah dari Gamelan

Proses Pembuatan Gamelan

Sudah tidak asing lagi ketika telinga kita mendengar kata gamelan atau karawitan Jawa. Gamelan atau karawitan Jawa kini sudah mendunia. Bahkan di negara-negara maju seperti Amerika, Jepang dan Jerman gamelan sudah menjadi mata pelajaran wajib disekolah-sekolah. Hasil kebudayaan Jawa dinilai banyak mengandung mitos dan tidak bisa dinalar, termasuk gamelan Jawa. Namun ketika menelusuri bagaimana proses pembuatan alat-alat gamelan akan terlihat bahwa hasil budaya Jawa sudah sangat ilmiah walaupun masih belum bisa dipisahkan dari mitos-mitos yang sudah melekat padanya. 

Instrumen gamelan didominasi oleh alat instrumen pukul yang terbuat dari logam tertentu. Logam ini adalah timah putih dan tembaga. Adapun nama lain dari gamelan adalah gangsa yang merupakan gabungan kata tembaga dan rejasa (timah putih).  Gangsa juga singakatan dari kata tiga dan sedasa yang artinya angka tiga dan sepuluh. Angka-angka itu menunjukkan perbandingan dari timah putih dan tembaga yang dipadukan menjadi perunggu.  Untuk membuat sebuah alat gamelan, maka diperlukan komposisi 3:10 untuk timah putih dan tembaga. Perbandingan ini adalah perbandingan yang dinilai paling bagus agar menghasilkan bunyi gamelan yang indah.

Sampai sekarang pembuatan alat gamelan masih menggunakan cara tradisional yakni menggunakan tenaga manusia. Orang yang membuat gamelan pun dinilai mempunyai keahlian khusus dan bukan sembarang orang.  Sebelum membuat alat-alat gamelan, para pande (pembuat alat gamelan) harus melakukan ritual khusus. Biaya untuk pembuatannya ini tidak lah sedikit. Alat gamelan tidak diperjual belikan dengan bebas, gamelan Jawa kebanyakan adalah merupakan hibah atau hadiah dari kraton Yogyakarta. 

Dalam buku berjudul Rahasia Otak Manusia Jawa yang ditulis oleh Dr. Arman Yurissaldi Saleh MS, SpS disebutkan bahwa bermain gamelan dapat mengembalikan fungsi otak bagi penderita penyakit stroke. Gerakan-gerakan dalam memainkan alat gamelan yang tidak monoton dapat merangsang kinerja otak kanan dan kiri, sehingga otak bekerja secara dinamis. Hal ini membuktikan betapa canggihnya hasil budaya para leluhur kita, mereka membuat gamelan tidak secara cuma-cuma tetapi bernilai ilmiah dan mempunyai manfaat yang besar dibalik keindahan bunyi yang dihasilkan.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar