Social Icons

Pages

Minggu, 26 Agustus 2012

Dewi Sulastri, Konseptor Wayang Wong Modern

Dewi Sulastri


             Kepiawaiannya dalam mengolah vokal dan gerak sudah tidak diragukan lagi. Wanita kelahiran Jepara 15 Maret 1966 ini, pernah menyandang gelar sebagai Pemeran Terbaik Wanita Wayang Orang Se-Indonesia selama tiga kali berturut-turut, mulai dari tahun 1988, 1990, dan 1992. Tidak hanya itu, ia juga pernah meraih prestasi sebagai Sutradara Terbaik  pada tahun 1989.

            Pencapaian-pencapaian yang telah diraih tentu tidak terjadi begitu saja. Dewi Sulastri mengawali langkahnya sebagai sinden sejak kelas 5 SD. Lulus dari SMP Perkebunan Balong Jepara, ia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Karawitan Indonesia di Solo, mengambil jurusan tari. Dalam sekolah inilah untuk pertama kalinya Dewi Sulastri belajar mengenai tari.

“Saya memilih jurusan tari itu atas saran dari guru saya di SMKI. Pertimbangannya, penari handal yang juga piawai mengolah vokal memiliki nilai plus tersendiri”, ungkap Dewi Sulastri kepada Madubranta.

Dewi Sulastri di berbagai media
Berkat keinginannya yang kuat untuk mempelajari tari, pada tahun 1986 ia berhasil menyelesaikan studinya di SMKI Solo dan melanjutkan pendidikan di Institut Seni Indonesia jurusan komposisi tari. Menginjak tahun ketiga, Dewi Sulastri dipercaya untuk menjadi salah satu pemeran dalam festival wayang wong. Dari situlah ia mulai mengasah kemampuannya di bidang seni drama.

            Darah seni yang mengalir dalam diri Dewi Sulastri dan Suryandara, suaminya, juga diturunkan kepada empat anaknya. Suryaputra, Bagaskara, Bathara, dan Bathari, kini juga bergelut dalam bidang seni musik dan seni tari. 

            Dewi Sulastri gemar mengajarkan seni kepada anak-anak. Baginya, mengajar dengan hati akan menghasilkan sesuatu yang lebih berharga. Kegemarannya tersebut mendorong Dewi Sulastri untuk membuka sebuah sanggar kesenian. Pada tahun 1993, Dewi Sulastri membuka sanggar Swargaloka di Jogja dengan murid mencapai 300 orang. Empat tahun kemudian, ia terpaksa memindahkan sanggar Swargaloka ke Jakarta. Saat ini berada tepat di depan anjungan Nusa Tenggara Timur, Taman Mini Indonesia Indah. 

            Tahun 2008, Dewi Sulastri mencetuskan konsep baru wayang orang dengan bahasa Indonesia dan gerak tari yang lebih dinamis. Harapannya, agar generasi saat ini mengenal dan lebih menyukai wayang orang. Banyak pihak mendukung gagasan yang ditawarkan oleh Dewi, tetapi tidak sedikit juga pihak yang tidak setuju. Di tengah reaksi-reaksi pro dan kontra tersebut, konsep wayang orang yang dicetuskannya tetap berajalan. “Buat saya, kesenian itu tidak hanya untuk dijaga, tetapi juga dikembangkan sesuai dengan perkembangan jaman. Dengan begitu kesenian wayang orang bisa tetap lestari di Indonesia.” (RN)

1 komentar:

  1. Perusahaan kami bergerak bidang Manajemen Air Hujan –Siponic System Sistem Siphonic untuk Drainage Atap Air hujan Gudang dan Pabrik,gedung ,Apartmen
    Kami merupakan perusahaan nasional yang bergerak dibidang Engineering ,procrumen dan contruction khususnya untuk system siphonic dan manajemen air hujan serta Rain water harvesting ,kami bekerja sama dengan Fast Flow Group Singapura

    Keunggulan system siphonic
    1. Jumlah roof outlet lebih sedikit dan penempatan roof outlet lebih Fleksibel.
    2. Ketinggian air diatap maupun talang dapat dikendalikan
    3. Jumlah pipa turun lebih sedikit
    4. Pipa turun dapat digabungkan dengan pipa balkon
    5. Pipa Horizontal tanpa kemiringan
    6. Ukuran diameter pipa lebih kecil
    7. Jalur pipa dapat mengikuti bentuk bangunan
    8. Kemudahan berkordinasi dengan system mekanikal lainnya
    PROYEK KAMI SALAH SATUNYA : GLORA BUNG KARNO
    Untuk Info lebih lanjut Hubungi :
    0811-8944-919/089696159711
    Website kami :www.siphonicflowmandiri.com


    BalasHapus