Wali Sanga, tokoh sentral persebaran Islam di tanah Jawa |
Awal mulanya masyarakat Jawa adalah penganut dinamisme dan animisme. Hal itu terjadi jauh sebelum Hindu – Buddha masuk ke daratan Jawa. Penganut animisme percaya bahwa mereka dilindungi oleh dewa-dewa dan roh nenek moyang. Sedangkan penganut dinamisme percaya bahwa setiap benda, pohon ataupun seuatu tempat memiliki roh penunggu.
Pada abad ke 4 masehi agama Hindu mulai masuk di pulau Jawa. Hal ini dibuktikan oleh sebuah prasasti yang ditemukan di tepi sungai Cisadane. Dalam prasasti tersebut disebutkan suatu deskripsi mengenai beberapa upacara yang dilakukan oleh seorang raja. Raja tersebut adalah orang pribumi yang memakai nama Hindu, sehingga disimpulkan bahwa ia adalah penganut agama Hindu. Lalu pada abad ke 11 masehi, kerajaan Kediri menganut agama Syiwa-Buddha, yang merupakan sinkretisme agama Syiwa dan Buddha Tantra.
Penyebaran agama Islam di pulau jawa terjadi dalam abad 15 dan abad 16. Dalam waktu singkat Islam diterima hangat oleh masyarakat jawa. Namun meluasnya agama Islam ke daerah pedalaman Jawa memang berjalan lambat dan tidak sepenuhnya dianut. Banyak pula masyarakat yang menerima agama Islam dan mencampurkannya dengan budayanya sendiri sehingga di Jawa terdapat dua macam penganut agama Islam yaitu Islam Santri dan Islam Jawi atau sering dikenal dengan Kejawen. Sekarang, agama yang dianut oleh masyarakat Jawa adalah Islam, Hindu, Buddha, Katolik, dan Protestan. (PDS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar