Kita semua sudah tahu bahwa keris adalah senjata tusuk yang mempunyai bentuk fisik meliuk seperti ular dan biasanya dianggap sebagai barang keramat yang mempunyai daya magis. Namun sudah tahukan kita bagaimana keris itu dibuat dan dari bahan apa sajakah?
Keris atau tosan aji terbuat dari bahan dasar logam besi dan logam pamor baja, dalam pembuatan keris sering dicampuri bahan dasar logam lain, keris lama atau biasa disebut mempunyai bahan pamor meteor yang mempunyai banyak kandungan titanium disamping nikel, kobal, perak, timah putih, kromium, antimonium, dan tembaga. Batu meteorit yang terkenal adalah meteorit Prambanan, yang pernah jatuh pada abad ke-19 di kompleks percandian Prambanan
Dalam pembuatan keris antara empu satu dan empu yang lainya tidaklah sama namun pada inti garis besarnya ada kemiripan dalam tahapanya. Bilah besi sebagai bahan dasar diwasuh atau dipanaskan hingga berpijar lalu ditempa berulang-ulang untuk membuang pengotor (misalnya karbon serta berbagai oksida). Dalam keadaan panas bahan dasar keris tersebut ditempa hingga memanjang. Besi yang dipanaskan tadi kemudian dibengkokkan menjadi seperti huruf U dan dimasukan ke tenganya bahan dasar pamor, setelah pamor menyatu dengan bahan dasar dan memanjang, paduan tadi dilipat dan ditempa kembali yang akan dilakukan berulang ulang. Penempaan besi, posisi tempa serta banyaknya lipatan akan sangat menentukan hasil pamor dari keris yang akan dibuat. Proses ini disebut saton. Bentuk akhirnya adalah lempengan memanjang. Lempengan ini lalu dipotong menjadi dua bagian, disebut kodhokan. Satu lempengan baja lalu ditempatkan di antara kedua kodhokan seperti roti sandwich, diikat lalu dipijarkan dan ditempa untuk menyatukan. Ujung kodhokan lalu dibuat agak memanjang untuk dipotong dan dijadikan ganja. Tahap berikutnya adalah membentuk pesi, bengkek (calon gandhik), dan terakhir membentuk bilah apakah berluk atau lurus. Pembuatan luk dilakukan dengan pemanasan.
Tahap selanjutnya adalah pembuatan ornamen-ornamen (ricikan) dengan menggarap bagian-bagian tertentu menggunakan kikir, gerinda, serta bor, sesuai dengan dhapur keris yang akan dibuat. Silak waja dilakukan dengan mengikir bilah untuk melihat pamor yang terbentuk. Ganja dibuat mengikuti bagian dasar bilah. Ukuran lubang disesuaikan dengan diameter pesi.
Tahap terakhir, yaitu penyepuhan, dilakukan agar logam keris menjadi logam besi baja. Penyepuhan ("menuakan logam") dilakukan dengan memasukkan bilah ke dalam campuran belerang, garam, dan perasan jeruk nipis (disebut kamalan). Penyepuhan juga dapat dilakukan dengan memijarkan keris lalu dicelupkan ke dalam cairan (air, air garam, atau minyak kelapa, tergantung pengalaman sang empu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar