Social Icons

Pages

Sabtu, 24 November 2012

Situs Batu Jaya: Kokoh Berdiri karena Kulit Padi dan Kulit Kerang

Candi Batu Jaya

Tahun 2009 lalu, sebuah penemuan besar telah mengubah sejarah di Indonesia khususnya tanah Jawa. Posisi Candi Borobudur yang pada awalnya memperoleh predikat sebagai candi buddha terbesar dan tertua di Indonesia, kini tergeser setelah penemuan kompleks candi di Karawang. Situs percandian Batu Jaya, yang secara tidak sengaja ditemukan warga di tengah areal persawahan. Tumpukan batu bata yang semula diacuhkan oleh warga, ternyata merupakan sebuah bangunan candi. Setelah dilakukan penggalian dan peneletian lebih lanjut, ditemukan candi-candi lainnya yang menjadi satu kompleks percandian yang sangat luas. Luas areanya melebihi luas area Candi Borobudur.
Dari hasil penelitian oleh tim yang diketuai oleh arkeolog UI, Hasan Djafar, diketahui bahwa kompleks percandian Batu Jaya dibangun sekitar abad ke 3 hingga 4 masehi. Lebih tua dari Candi Borobudur yang dibangun sekitar abad ke 8 masehi. Penelitian dilakukan dengan menguji kadar karbon yang terdapat dalam batu bata penyusun bangunan.
Meski berusia lebih tua dari Candi Borobudur, pembangunan candi-candi di Batu Jaya tidak kalah hebat dengan candi yang dibangun pada Wangsa Syailendra itu. Teknologi serta ilmu pengetahuan yang tinggi mendasari pembangunan candi. Hal ini terlihat salah satunya dari lapisan pelindung bangunan. Lapisan di beberapa bagian candi dibuat guna mencegah korosi. Lapisan tersebut berasal dari campuran pasir dan tumbukan kulit kerang yang dikenal dengan stuko/stucco. Stuko/stucco ini juga digunakan sebagai perekat batu-batu kecil untuk membuat arca. Hal lain yang menunjukan bukti teknologi tinggi dalam pembangunan candi di Batu Jaya terlihat dari penggunaan bahan baku bangunan. Batu bata yang digunakan merupakan campuran tanah liat dengan kulit padi atau sekam. Campuran sekam dapat menghantarkan panas dengan baik ketika batu bata dibakar sehingga diperoleh tingkat kematangan yang baik dan merata. Selain itu, penggunaan sekam juga menunjukan bahwa masyarakat sekitar sebagian besar bekerja pada bidang pertanian.
Jika tanpa didasari dengan teknologi dan pengetahuan tinggi, tentu saat ini situs Batu Jaya yang menyimpan kisah masa lampau tidak pernah terungkap. Kompleks percandian yang dibangun pada tahun 3 hingga 4 masehi masih dapat kita lihat meskipun dalam bentuk yang tidak utuh. Kecerdasan dalam memanfaatkan bahan-bahan alam yang sebaiknya dapat dilestarikan. (RN)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar